Semenjak Dewa tak lagi bersekolah, Lorna seperti kehilangan semangat berada di sekolah. Apabila dulu Dewa selalu datang ke sekolah menjelang jam masuk, sebaliknya kini dirinya seperti menggantikan.
Tapi tak mungkin semua itu tanpa alasan. Pertama kini timbul perseteruan dengan Timmy teman sekelasnya setelah secara resmi melalui pengacaranya melaporkan Timmy ke polisi.
Pihak sekolah pada awalnya terkejut dan berusaha mendamaikan. Namun syarat yang diminta Lorna, kalau Timmy harus mencabut laporannya tentang Dewa di kepolisian, membuat pihak sekolah tak berdaya meski tidak mentolerir perbuatan Timmy terhadap kendaraan Lorna, karena Kasus itu sendiri telah jadi domain aparat hukum.
Lorna tak menanggapi maupun terpengaruh setiap provokasi yang dilakukan Ratih sejak Dewa diskors.
“Kamu yang membuat semua gara-gara dan persoalan di sekolah ini! Dasar bule bikin dengan devide et imperanya bikin rusak perjuangan bangsa ini.”
“Aku bukan Belanda! Aku tak bikin kekacauan!”
Saat semua enggan mencampuri persoalan keduanya bila terjadi perselisihan. Selalu saja ada yang masuk dalam situasi itu, diantaranya Yopi.
“Hei! Hei! Kok jadi urusan sejarah dan bangsa.” ujar Yopi saat melerai.
“Kamu jangan ikut-ikut, Yop!”
“Aku terpaksa ikut bila ada tindak kejahatan tengah berlangsung di depan mata.” tangkis Yopi.
Teman-teman yang melihat tertawa.
“Rat, pergilah!” Yopi meminta baik-baik pada Ratih agar menjauh.
“Jangan kau ladeni!” katanya kemudian pada Lorna.Lalu mengawal ke kelasnya.
“Thank you, Yop!”
“Kalau ada apa-apa, kamu catat nomer ponselku.”
Lorna memasukkan nomer ponsel Yopi ke dalam ponselnya.
“Kamu pulang naik apa?”
“Dijemput.”
“Aku bisa mengantarmu kalau tak dijemput.”
“Thanks, Yop. Tak usah repot.”
“Kalau boleh tahu, rumahmu di mana?”
Maka Lorna memberitahu dan Yopi mencatatnya ke dalam ponselnya.
Lorna tahu kalau Yopi sudah beberapa kali melerai bila Ratih melakukan provokasi di saat tak ada Rahma atau Grace didekatnya. Grace akan ikut galak bila Ratih bersikap galak.
Kini berita mengenai Lorna dan Timmy di koran menimbulkan kegemparan di sekolah. Membuat Lorna bak selebriti. Untuk sementara Ronal nampak berhati-hati dan menjaga jarak dengannya. Sebaliknya Yopi nampak dekat dengan Lorna.
Ketidakberadaan Dewa di sekolah dia rasakan mengurangi kenyamanan. Kini lebih ingin lekas pulang ke rumah dan berharap putaran jam bisa berlangsung cepat. Sebab bila berada di rumah dia bisa melihat Dewa dari balik jendela sedang menyelesaikan kolamnya.
Meski Dewa telah meminta untuk tak mendekatinya bila sedang melakukan pekerjaan itu. Setidaknya Lorna bisa memperhatikan apa yang diperlukan Dewa, khususnya dalam hal makan dan minum.
Lorna bisa merasakan kalau Dewa seperti mengejar agar pekerjaan itu cepat selesai. Ada berbagai perasaan gelisah yang bercampur aduk yang dirasakan selama Dewa mengerjakan kolam, yakni, dirinya belum pernah bertemu saat Dewa selesai bekerja. Selalu saja kepulangannya saat berada pada situasi tidak tepat, seperti sedang tidur, mandi atau ada hal-hal dimana dirinya harus meninggalkan rumah.